Notification

1.Sebelum Surfing di Blog ini, harap membaca Kebijakan Privasi.

2.Galeri gambar astronomi adalah hak pembuatnya.

3.Untuk berlangganan entri silahkan tekan icon Feed Burner.

Posted by : Faiz Senin, 18 Februari 2013

Zodiak berasal dari bahasa Yunani zoidiakos yang artinya tanda hewan kecil. Dalam bahasa latin kata ini menjadi zodiacus. Zodiak sendiri diartikan sebagai area rasi bintang yang tampak dari bumi dilintasi oleh matahari setiap tahunnya.


Zodiak klasik yang dibagi menjadi 12 rasi.


Di masa lalu, para pengamat langit seringkali membuat garis imajiner antara bintang-bintang yang kemudian membentuk sebuat rasi bintang yang memiliki gambaran tertentu misalnya singa untuk rasi Leo. Nah, mereka tidak hanya mengelompokkan bintang-bintang menjadi satu rasi tapi juga membagi ekliptika (area yang dilintasi Matahari dalam siklus tahunannya) menjadi 12 area dengan besaran yang sama yakni 30 derajat.

Kedua belas area itu kemudian diisi masing-masing oleh satu rasi bintang yang kemudian dikenal sebagai Konstelasi Zodiak. Jika Matahari bergerak dengan kecepatan yang sama maka ia akan memasuki rasi yang baru setiap 30 hari sehingga bisa dikatakan Matahari akan berada di setiap rasi selama 30 hari atau satu konstelasi untuk 1 bulan dimulai dengan posisi Matahari di Vernal Equinox, yang pada masa itu merupakan saat Matahari berada di rasi Aries. Ke-12 rasi itu adalah : Aries, Taurus, Gemini, Cancer, Leo, Virgo, Libra, Scorpio, Sagitarius, Capricorn, Aquarius, dan Pisces

Pembagian area ini mempermudah pekerjaan para pengamat langit untuk mencatat posisi Matahari, Bulan dan planet dengan adanya titik acuan yakni bintang-bintang. Dan sistem ini menjadi sistem koordinat langit pertama yang dibuat dan kemudian berkembang menjadi sistem koordinat yang kita kenal saat ini (sistem koordinat equatorial).

Pembagian ini pertama kali dibuat oleh bangsa Babilonia pada masa awal / pertengahan milenium pertama sebelum Masehi (626 SM – 539 SM). Zodiak tersebut juga berasal dari modifikasi katalog MUL.APIN yang berisikan 200 pengamatan astronomi termasuk di dalamnya pengukuran yang terkait beberapa konstelasi. Sistem katalog MUL.APIN ini diyakini dibuat dikisaran tahun 1370 SM namun ada juga sumber yang menyebutkan pada circa 1830 SM.

Katalog bintang Babilonia ini kemudian masuk dalam astronomi Yunani di abad ke-4 SM dan kemudian digunakan oleh bangsa Roma. Penggambaran zodiak ini kemudian muncul dalam Al Magest Star Catalogue(130 – 170 AD) yang disusun oleh Ptolomy dari Alexandria dalam menggambarkan teori geosentrisnya.

Konstelasi Modern
Dalam perkembangan astronomi, di awal abad ke-20 para astronom melihat perlu adanya sebuah ketetapan dan batasan dari konstelasi yang resmi untuk digunakan oleh para astronom di seluruh dunia, mengingat penafsiran akan konstelasi itu berbeda dari tiap negara maupun tiap budaya yang ada di dunia. Alasan lainnya adalah untuk mempermudah penamaan bintang variabel baru yang tidak bersinar dengan kecerlangan yang tetap. Bintang seperti ini dinamakan berdasarkan rasi tempat ia berada. Karena itu penting untuk memiliki satu konstelasi yang disetujui oleh semua pihak.


Tahun 1930, IAU membagi langit berdasarkan 88 konstelasi modern yang dikenal hingga kini. Dalam pembagian itu, IAU juga meresmikan batas-batas setiap konstelasi untuk menghindari adanya sengketa wilayah antara satu rasi dengan rasi lainnya.
Dari ke-88 konstelasi tersebut 48 konstelasi diantaranya dicatat pada buku ke-7 dan ke-8 Claudius Ptolemy yakni Al Magest, meskipun asal muasal rasi-rasi tersebut masih belum diketahui dengan pasti. Diyakini penggambaran yang dibuat Ptolemy dipengaruhi oleh pekerjaan Eudoxus dari Knidos pada kisaran 350 SM.

Di antara abad ke-16 dan 17 Masehi, astronom Eropa dan kartografer langit menambahkan lagi konstelasi baru pada 48 konstelasi yang sudah dibuat Ptolemy sebelumnya. Konstelasi baru ini merupakan “temuan baru” yang dibuat oleh orang-orang eropa yang menjelajah bumi belahan selatan.

Johann Bayer pada abad ke-16 dalam atlas bintang, Uranometria menambahkan 12 konstelasi yang ia kumpulkan dari berbagai sumber. Di tahun 1624, Jacob Bartsch menambahkan 3 konstelasi kemudian di akhir abad ke-17 Johannes Hevelius menambahkan 7 konstelasi Baru dan pada akhirnya di circa 1750, Nicolas Louis de Lacaille menemukan 14 konstelasi di belahan langit selatan.


Ophiuchus dalam Konstelasi Modern
Rasi Ophiuchus, si pembawa ular.


Dalam pemetaan konstelasi modern tersebut, istilah zodiak masih tetap digunakan untuk rasi bintang yang berada di ekliptika. Yang sedikit berbeda, setelah IAU melakukan pembatasan wilayah setiap rasi, maka setiap rasi ternyata tidak menghuni luas wilayah yang sama. Dan ini yang terjadi dengan wilayah setiap rasi di zodiak.

Jika dahulu bangsa Babilonia mempermudah pembagian dengan membagi masing-masing wilayah menjadi 30 derajat maka hasil bagi wilayah berdasarkan “keberadaan setiap rasi bintang di zodiak” menunjukkan kalau luas wilayahnya tidaklah sama untuk setiap konstelasi. Dengan demikian rasi yang dilintasi Matahari dalam siklus tahunannya itu meliputi 13 rasi yakni Aries, Taurus, Gemini, Cancer, Leo, Virgo, Libra, Ophiuchus, Scorpio, Sagitarius, Capricorn, Aquarius, dan Pisces.

Pada konstelasi modern inilah Ophiuchus kemudian muncul sebagai salah satu rasi dalam area yang dilintasi Matahari dalam siklus tahunannya. Diketahui juga, keberadaan Matahari di rasi Ophiuchus ini 18,4 hari atau lebih lama dari keberadaan Matahari di Scorpio yang hanya 8,4 hari. Rasi inilah yang kemudian digadang sebagai rasi ke-13. Apakah ini berarti Ophiuchus adalah rasi baru ?

Ophiuchus bukanlah “rasi baru” yang baru masuk dalam deretan konstelasi modern.

Rasi Ophiuchus sudah dikenal dalam pemetaan konstelasi sejak Yunani kuno dan digambarkan dalam konstelasi Ptolemy sebagai “Pemegang Ular” atau “The Serpent Bearer” di Al Magest Star Calogue. Konstelasi ini juga dipetakan dalam Farnese Globe, kopi atlas circa abad ke-2 SM. Dalam Al Magest, Ptolemy juga mengidentifikasi rasi ini sebagai salah satu rasi yang dilintasi Matahari namun tidak diperhitungkan ke dalam zodiak.

Di masa lalu ketika tanda rasi ini dibuat dan dipetakan, ekliptika dibagi menjadi 12 area dengan batasan 30 derajat untuk masing-masing rasi di setiap 30 hari selama 1 tahun peredaran Matahari dari titik Aries dan kembali ke titik Aries (Vernal Equinox) di tahun berikutnya. Pada kenyataannya setiap rasi tidaklah memiliki luas area yang sama. Namun ini baru diketahui kemudian di tahun 1930 saat IAU menetapkan batas-batas wilayah rasi. Nah pada masa itu, diperkirakan Ophiuchus walau diketahui keberadaannya namun rasi ini bukanlah rasi yang cerlang dibanding Scorpius yang memang merupakan rasi yang terang dan mudah dikenali.

Leave a Reply

Have any suggestion or question ? comment now !
spammer, flammer, and racist are not allowed !

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

Welcome to My Blog

Most Viewed

About Me

Foto saya
Hello there, i want to introduce myself to you. My Name is Faizal Andika Yogaswara usually called Faiz and as known as raiserfaiz, im 17th years old, my school is in SMAN 3 Ponorogo, live in Ponorogo Jawa Timur, my hobby is watching Anime and Tokusatsu, my other hobby is collecting action figure, gunpla, and other model kit, i love blogwalking too ^w^

Labels

Diberdayakan oleh Blogger.

- Copyright © 2013 Astronomi dan Ilmu Luar Angkasa -Designed by Revan- Powered by Blogger - Base Design by JD -